Assalamualaikum, Apa kabar semua?
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak"
Hari raya Idul Adha 1443 H akan jatuh pada tanggal 10 Juni 2022 M. Umat muslim di penjuru dunia amat menantikannya dan bahagia dalam merayakannya. Temen-temen kalian tahu tidak? Qurban berasal dari bahasa Arab, yang berarti dekat (قربان). Qurban dalam Islam disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik (11,12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Adapun perintah berkurban di dalam Al-Qur’an terdapat di beberapa surat, diantaranya :
(1) QS Al-Kautsar/108:2
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
(2) QS Al-Hajj/22:34-35
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ
Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),
الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصّٰبِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah di hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan shalat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka.
Hukum Berkurban
Menurut Imam Maliki dan Imam Syafi’i hukum berkurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang sudah mampu. Menurut mazhab Imam Hanafi hukumnya wajib bagi yang mampu. Menurut mazhab Imam Hambali wajib bagi yang mampu dan sunnah bagi yang tidak mampu.
Meskipun terdapat 4 mazhab terdapat perbedaan dalam hukum berkurban, tetapi dapat diambil kesimpulannya semua pendapat tersebut didasarkan pada kata “jika mampu”. Maka jika seseorang sudah mampu untuk berkurban, segeralah berkurban dengan niat karena Allah SWT.
Keutamaan Ibadah Qurban
Setiap Ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. tentu memiliki keutamaannya sendiri, termasuk berkurban. Allah SWT telah mensyariatkan qurban dengan firman-Nya pada Al-Qur’an surah Al-Kautsar yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1 — 3). Jadi apa saja keutamaan dalam berkurban itu sendiri ?
Merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah di hari raya idul adha
Dari Aisyah ra, Nabi saw bersabda, “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya qurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) qurban itu.” (HR Tirmidzi).
Hewan Qurban sebagai saksi di hari kiamat
Rasulullah telah bersabda dalam sambungan hadis yang diriwayatkan Aisyah: “Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT
Ibadah qurban adalah salah satu amalan terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana halnya ibadah shalat. Ia juga menjadi media taqwa seorang hamba. Dalam QS. Al Maidah ayat 27 yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
Dimensi Sosial dan Kemanusiaan
Ibadah qurban tidak hanya bermanfaat untuk orang yang berqurban (Mudhohi) tapi secara tidak langsung juga bisa membantu fakir miskin dari kelaparan. Islam telah mengatur bagaimana menyeimbangkan perekonomian dan aspek kemanusiaan sosial, salah satunya dengan berqurban. Daging yang dibagikan dapat menghubungkan rasa kasih sayang dan kepedulian antara fakir miskin dengan mudhohi. Dengan berqurban juga kita dapat merasakan kenikmatan rezeki dan berkah yang senantiasa diberikan Allah kepada setiap hambanya.
Setiap tahun di tanggal 10 Dzulhijjah seluruh umat Muslim di dunia merayakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji. Selain, melaksanakan sholat Id dan menyembelih hewan kurban, umat Islam juga dianjurkan agar melakukan sejumlah amalan sunah lain saat Idul Adha. Dikutip dari laman NU Online, setidaknya ada enam 6 amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari raya Idul Adha sebagaimana perincian berikut.
Membaca Takbir
Membaca takbiran bisa dilakukan pada malam sebelum hari raya Idul Adha, dari mulai tenggelamnya matahari hingga sebelum imam shalat Ied naik ke mimbar untuk memulai khutbah shalat Ied. Umat Islam juga disunnahkan untuk mengumandangkan takbir setelah shalat Idul Adha hingga saat waktu ashar pada tanggal 13 Dzulhijjah alias hari akhir untuk tasyriq.
Mandi sebelum sholat Idul Adha
Disunnahkan juga mandi sebelum sholat Idul Adha. Waktu sunnah untuk mandi yakni pada hari Idul Adha sebelum subuh, atau setelah shalat subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, yang lebih baik adalah mandi sesudah subuh di hari Idul Adha agar badan dalam kondisi bersih dan segar sebelum berangkat menunaikan shalat Ied. Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib serta Abdullah bin Umar diceritakan sudah membiasakan diri untuk mandi sebelum melakukan Shalat Id. Bahkan, kesunahan mandinya sama dengan ketika mandi sebelum shalat Jumat.
Memakai wangi-wangian
Memakai wangi-wangian juga disunnahkan saat hari raya Idul Adha, memotong rambut, memotong kuku, serta menghilangkan bau tidak sedap. Hal ini dilakukan demi mendapatkan keutamaan pada hari raya Idul Adha, dan supaya bau badan kita tidak mengganggu orang lain.
Memakai pakaian yang paling baik
Mengenakan pakaian terbaik, bersih sekaligus suci sangat dianjurkan pada saat Idul Adha. Namun, pakaian yang bersih dan suci juga sudah cukup.
Berjalan kaki ke masjid atau tempat sholat Idul Adha
Saat berangkat ke masjid atau tempat untuk melaksanakan sholat Idul Adha, sebaiknya dilakukan dengan cara berjalan kaki. Sedangkan bagi orang yang tidak mampu atau sudah berusia lanjut, bisa menggunakan kendaraan untuk menuju ke tempat sholat Idul Adha.
Makan setelah shalat Idul Adha
Perihal sunnah makan, terdapat perbedaan antara Idul Fitri dan Idul Adha. Pada saat hari raya Idul Fitri, disunahkan untuk makan sebelum menyelenggarakan sholat Ied. Sementara ketika hari raya Idul Adha, kesunahannya adalah makan setelah selesai melaksanakan shalat Ied.
Wallahualam Bissawab. Semoga kita semua bisa mendapatkan kebaikan dan pahala di hari raya Idul Adha tahun ini, aamiin yaa rabbal alamin
0 Komentar